#20FactsAboutMe

Been trending topic on my instagram's timeline lately, so here my #20FactsAboutMe :D


1. I love my family to the moon and back
2. Anak kedua dari empat bersaudara, tapi kalah berani dari adek ketiga
3. Cuma ayah yang manggil 'ulvi' dari lahir sampe umur 20, lainnya biasa manggil 'upik' atau 'upi'
4. Keliling Indonesia will be come true
5. You can't separate me from susu stroberi-nya frisian flag
6. Chocolate and ice cream get me hyperactive lately

Amazing 365 km!

"Become friends with people who aren't your age. Hang out with people whose first laguage isn't the same as yours. Get to know someone who doesn't come from your social class. This is how you see the world. This is how you grow"

Selamat hari Minggu, selamat hari paling malas sedunia!
Kemarin saya bersama seorang teman kuliah melakukan trip paling gila versi 2014. Bermula dari obrolan ringan kami saat makan malam bersama di salah satu restoran cepat saji di kawasan Surabaya Barat, yang pada akhirnya membawa kami pada sebuah kesepakatan untuk pergi ke kota sebelah, Malang. Sebenernya saya juga kurang paham tujuan dari trip kemarin. Jika dikata mau menghilangkan kepenatan, sebenernya kami belum penat. Kuliah baru jalan minggu pertama tapi saya sudah kabur.

Kami sepakat untuk memulai perjalanan pada pagi hari. Dengan alasan biar gak kena macet di daerah Porong. Perjanjian awal berangkat pukul 7 pagi, namun realisasinya lebih pagi dari yang dijanjikan. Sekitar pukul 06.30 dia sudah siap menjemput saya di kosan. Dengan cuma berbekal sebuah totte bag yang berisi dompet, smartphone, power bank, tisu, mukena, dan sebotol air mineral 600ml berangkatlah kami berdua ke Malang dengan tujuan Jawa Timur Park 1. Mau main roller coaster, katanya.

Trip WANI #1 : Kawah Ijen


Setelah main-main di Bama, makan siang, kami memutuskan untuk berangkat ke Patulding bada magrib. Patulding itu gerbang pendakian Ijen. Perjalanan dari Banyuwangi kota ke Patulding memakan waktu sekitar 2 jam. Jalannya naik turun belok kanan belok kiri khas pegunungan. Dan tidak ada penerangan sama sekali. Sedikit spooky sih sebenernya, dan saya muntah-muntah di jalan

Sampai di Patulidng sekitar pukul 9 malam, kami memutuskan buat makan malam dulu di warung Bu Im. Satu-satunya warung di Patulding yang jual makanan berat. Kayanya tenar banget kok warung ini dikalangan pendaki Ijen, tiap buka blog pasti ada yang cerita makan di warung Bu Im hehehe.

Hawanya dingin banget gak nahan. Cuma Joshua yang nekat mandi di hawa sedingin itu. Tapi ya bener sih, abis gitu pasti badan kerasa anget. Abis makan, mandi, sholat, kami tidur.... di mobil. Lumayan dapet tidur 3 jam an. Jam 1 malam kami bangun. Yang tadinya sepi, kayanya pengunjung cuma kita doang, tiba-tiba jadi rame.

#SIAyoMendaki

Trip WANI #1 : Baluran National Park

Kuliah tinggal menghitung hari, kemarin saya bersama 5 teman memutuskan untuk pergi ke Banyuwangi, sebagai upaya menghilangkan kebuntuan tak berujung. Bisa dikatakan trip kemaren kelewat nekat. Pencetus idenya saya, Joshua dan Paung. Karena takut berujung hanya sekedar wacana, akhirnya kita memutuskan buat beli tiket kereta langsung walaupun belum jelas mau gimana disana hahaha.

Tiket kereta Sri Tanjung tujuan Banyuwangi jam 13.40. Saya dan temen-temen janjian ketemu di kampus jam setengah satu siang. Tapi ya kan biasa jamnya mahasiswa pasti ngaret. Aku di ping gak karuan sama bocah-bocah itu soalnya tiket kereta aku yang bawa hahaha. Udah kumpul langsung aja cus Stasiun Gubeng.

Ya tapi namanya manusia kan cuma bisa berencana, udah ngebut banget ke Gubeng, udah sampe tepat waktu, ternyata malah keretanya sendiri yang molor, baru dateng jam setengah 4 sore. Hampir 2 jam an kita nge-gembel di stasiun Gubeng. Huff sekali.

Akhirnya kereta Sri Tanjung yang udah lama ditunggu dateng juga, kita naik gerbong 5, duduk manis sampe Banyuwangi. Ternyata kereta yang terlambat tadi menghancurkan segala rencana. Rencana awal yang harusnya udah sampe Banyuwangi jam 8 malem harus mundur jadi jam 1 dini hari baru sampe stasiun Karangasem. Rencana awal yang harusnya sampe langsung naik ke Ijen juga harus batal karena kita baru sampe di Karangasem jam 1 malem dan tidak ada angkutan apapun yang bisa mengangkut kita sampe Ijen di jam semalem itu. Jangan kira stasiun disini kaya di Surabaya, yang jam berapa aja kayanya masih rame, disini sepi bangetttt. Alih-alih mau ngopi, warkop disini gak ada yang buka sama sekali. Habis sholat isya kami memutuskan buat bermalam di stasiun. Selain gratis, we had no other option. Mau gimana lagi.

Jadi kita mau tidur dimana?