21 Oktober 2017. Tepat satu tahun yang lalu, something bad happened. I don’t know why I write this story, I just want to remind myself that I have a lot of things to be grateful for.
21 Oktober 2016. Aku masih ingat betul rincian sebelum kejadian. Saat itu Surabaya sedang hype dengan event Book Bad Wolf, pameran buku impor murah, yang saat itu baru pertama kalinya diadakan di kota Pahlawan. Aku dan Mba Amel berencana untuk pergi kesana di hari kedua event tersebut dimulai. Since Mba Amel punya Nayla, yang saat itu masih umur 6 bulan, kami harus berangkat pada malam hari, nunggu Nayla tidur, baru kita bisa berangkat.
Entah Nayla punya firasat apa gimana, dia nggak mau tidur-tidur. Nayla biasanya tidur jam 7 malam, namun hari itu, kami harus nunggu sampe pukul 8. Aku pribadi sempet ngerasa ragu, “berangkat nggak ya”. Tapi inget-inget Mba Amel kepingin banget ke BBW, dan since BBW juga buka 24 jam, berangkatlah kami berdua ke BBW yang saat itu diadakan di Jatim Expo Surabaya.
Seru sekali di BBW, kami asyik mencari buku sampai lupa waktu. Kami sadar kami harus pulang ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Alih-alih langsung pulang, Mba Amel malah ngajakin buat mampir ke KFC Ahmad Yani, katanya pengen nyobain menu baru KFC yang pake keju-keju itu. Bisa dimaklumi sih, kehidupan dia sebagai Ibu muda memang cukup menyita waktu, dengan berbagai pertimbangan akhirnya ku-iya-kan meskipun saat itu sebenernya udah ngantuk banget.
Selesai makan di KFC, kami pulang. Mba Amel sempet tanya mau lewat jalan mana. Aku bilang mending lewat Ketintang, karena kupikir daerah kampus jauh lebih rame dibanding lewat jalan gede Sepanjang. Aku gak begitu ingat gimana detail kejadian setelah ini, mungkin ini cara otak “nyelametin” diri sendiri dari trauma berkepanjangan. Jadi cerita tentang apa yang terjadi setelah ini aku dapat dari Mba Amel dan beberapa saksi mata.
Kami udah hampir sampai rumah saat itu, Mba Amel tiba-tiba ngerasa ada yang ikutin dia dari belakang (posisi Mba Amel yang bawa motor dan aku di boncengan). Karena merasa diikutin, Mba Amel ngendarain motor cukup kenceng. Sampai pada akhirnya kami lewatin polisi tidur yang cukup gede, mau gak mau Mba Amel harus ngerem biar motornya nggak loncat. Saat motor sedikit lambat itulah, kami didekati oleh motor yang dikendarain dua orang cowok. Cowok yang berada di boncengan langsung menarik tas yang saat itu ada di tengah (antara aku dan Mba Amel). Secara reflex aku menarik tas ku, terjadilah adegan tarik menarik tas antara aku dengan penjambret itu. Sampe pada akhirnya, penjambret itu marah dan menendang motor yang sedang kami kendarai.
Aku gak ingat apapun setelah itu. Aku bangun di rumah sakit, dengan suara tangisan Mba Amel dan suara Ayah menenangkan Ibu lewat telepon. Aku sadar tapi nggak bisa ngasih respon. Aku cuma ngerasa mual (banget), sampe muntah di ruang CT Scan. Beberapa jam setelah itu barulah aku sadar kalo something happened. Ketika motor kita di tendang kami jatuh, helm yang kupakai pecah dan bautnya malah nyobek kepalaku sendiri, dan berujung 4 jahitan di kepala bagian kanan. Kaki juga sobek dan berujung 4 jahitan di kaki kanan. Tangan lecet semua, bibir atas dan bawah hidung bengkak gede banget dan membekas luka sampe sekarang. Aku harus menjalani CT Scan saat itu karena dokter kuatir aku kena gegar otak, since aku muntah gak berhenti semenjak sadar dari pingsan.
1 tahun telah berlalu semenjak itu, makin kesini aku ngerasa makin nggak ada syukurnya. Allah begitu sayang sama aku sama Mba Amel. Alhamdulillah waktu itu penjambretnya nggak bawa senjata tajam, Alhamdulillah waktu itu nggak ada gigi yang copot/patah, Alhamdulillah waktu itu nggak gegar otak, dan harusnya lebih banyak Alhamdulillah yang harus aku ucapin. Mungkin inilah alasan kenapa aku nggak suka KFC sejak saat itu, karna rasa KFC mengingatkan pada kejadian kecelakaan satu tahun yang lalu haha.
Stay safe, everyone. Happy Saturday xoxo