I don't call myself as a travel junkie, since I have so many boundaries, like yeah, you know, money and time. But yes, it's true. I do love travelling. It always yes for travelling as long as it possible.
Kadang saya sering bertanya sendiri dalam hati, apasih yang dicari dari perjalanan-perjalanan ini?
Karena seringnya setiap perjalanan saya selalu dimulai dengan susah payah. Ibarat kata, belum mulai tapi udah capek duluan. Nyiapin perlengkapan (yang udah kececer di rumah Surabaya dan gatau dimana tepatnya), pulang “teng-go” dari kantor dan dilanjut macet-macetan di Jumat sore dari Tangerang menuju meeting point (yang biasanya di Jakarta), tired and sleepless, curi-curi tidur selama perjalanan, harus pipis di alam, or the worst, toilet yang kotor dan pesing. Kedinginan, masuk angin dan berujung pada muntah-muntah di gunung. Balik Tangerang Senin dini hari dan harus clock in sebelum 7.30 pagi, ditambah dengan after effect-nya badan capek dan kaki kaku selama 3 hari kedepan.
Tidak jarang Ibu menunjukkan sikap protes melalui sambungan telfon.
Belum lagi ditambah Mbak Amel ngomporin,
“Main ke mall aja sana lho”
Sejujurnya saya juga sering memaki diri sendiri (dalam hati) kalo udah dihadepin sama masalah-masalah di atas. Dalam keadaan susah gitu sering kebayang nyamannya kamar kosan, kasur yang empuk, dan laptop dengan wifi kenceng. Like, “Kamu bisa nonton film atau you tube-an seharian, tapi malah milih buat susah-susahan kaya gini”
Tapi tenang, semuanya terjawab ketika saya sudah kembali pulang, kembali tidur di kasur nyaman dengan segala fasilitas yang tadi saya tinggalkan. It’s hard to describe, but it’s all worth it. Pemandangan atau puncak yang pada mulanya menjadi tujuan, ketika sudah kembali pulang tiba-tiba berubah menjadi bonus. Semua effort telah terbayar lunas. Pengalaman, cerita sepanjang perjalanan, teman dan orang baru yang ditemui selama perjalanan, yang secara tidak sadar selalu mengajarkan saya banyak hal. Perjalanan-perjalanan ini juga yang pada akhirnya membantu saya untuk lebih mengenal diri saya sendiri, dan juga membuat saya lebih banyak bersyukur.
P.S : Ditulis karna galau pengen beli Ricoh GR II tapi kudu nabung kalo mau ke Rinjani dan Labuan Bajo.