Hello! Meet my friend from Ranupani, his name is Suhartono and I usually call him Uncle Tono.
Pertama kali banget ketemu Uncle Tono itu pas Mei 2014, saat itu untuk pertama kalinya aku nyoba naik gunung, yaitu ke Gunung Semeru. Uncle Tono sendiri saat itu sehari-harinya kerja sebagai porter dan sering ikut Om Nanang guide bule-bule yang mendaki Gunung Semeru.
Selain supel, Uncle Tono juga baik banget. Pas kami naik Semeru dulu, Uncle Tono nungguin kami di gerbang Ranupani. Dan since disana nggak ada sinyal dan kami lupa ngasih tau kami bakal turun kapan, jadilah Uncle nungguin kami di gerbang pendakian tiap hari. Di hari ketiga akhirnya kami papasan sama Uncle Tono pas lagi perjalanan pulang naik motor lewatin Ranupani. Uncle Tono neriakin kami (asli kaget banget kirain nabrak sesuatu lol) trus diajakin makan di rumahnya. Masakannya sederhana. Nasi hangat, sambal, dan sayur gambas (javanese - I don't know what to called in Indonesian lol) tapi nikmat banget gak boong. Ditambah makannya di depan perapian di tengah dinginnya Ranupani hihi.
Sepulangnya kami dari Semeru, saya dan Uncle Tono masih sering berkomunikasi, baik via messenger facebook maupun sms. Uncle Tono pengen banget punya banyak temen dari kota karena menurutnya itu bisa bantu dia berkembang. Saat nikahan Mbak Amel tahun 2015 lalu, kami undang Uncle ke Surabaya tapi Uncle nggak bisa dateng karena lagi ujian kejar paket B. Semakin lama, kami jadi jarang kontakan karena kesibukan masing-masing. Sampe pada akhirnya beberapa hari yang lalu aku amazed banget pas lihat video yang muncul di timeline facebook. I amazed how much he changed since then. Sekarang Uncle Tono udah lancar bahasa Indonesia-nya, udah bisa jadi guide sendiri karena udah lulus sertifikasi (dulu cuma porter aja), dan lagi getol-getolnya belajar bahasa Inggris.
Uncle Tono pingin banget majuin Ranupani. Since sekarang ini orang cuma tau Ranupani sebagai gerbang pendakian Gunung Semeru, padahal sebenernya ada banyak potensi wisata di Ranupani. Ada danau (yaiyalah ranu kan artinya danau lol), perkebunan, dan yang paling aku suka, budaya masyarakat Suku Tengger-nya yang khas banget. Uncle nggak pengen Ranupani cuma dilewatin aja sama orang-orang, at least sebelum mendaki Semeru, orang nginep sehari gitu di Ranupani. Disadari atau nggak, hal sederhana ini bakal ber-impact gede banget ke kehidupan masyarakat Ranupani.
Tetap semangat ya Uncle. Semoga kami diberi rezeki, kesehatan, dan kesempatan, biar bisa jawab pertanyaan "Kapan main kesini lagi, Mbak?