Getting My Braces On!

Been a month dealing with braces and all the consequences that come within. Dari mulai gak bisa makan, sariawan banyak banget, makan bubur tiap hari sampe bosen, gak bisa ketawa karna kalo ketawa pipinya nyantol ke kawat, dan masih banyak lagi lainnya. Kalo emang gak butuh-butuh banget pake behel mending dipikirin lagi deh karena pake behel ternyata semenyiksa itu.

Fyi alasan aku pakai behel adalah karena gigi atas dan gigi bawahku jumlahnya nggak sama, ditambah gigiku cenderung gede-gede tapi mulutku space-nya segitu-segitu aja jadinya dempet-dempetan deh mereka. Nah, there you go apa-apa aja yang kulakuin dalam proses pakai behel, sapa tau ada yang lagi atau pengen pakai behel juga yato.

1. Do research, a lot.
Aku banyak banget searching, dari mulai website serius sampe baca-baca di blog orang terkait pengalaman mereka perawatan orthodonti. Dari mulai what to expect sampe the pro’s and the contra’s. Ini bantu kita banget buat lebih paham sama maksudnya dokter, dan juga sebagai bahan pertimbangan kalo emang belum yakin mau pake atau enggak.

2. Pilih dokter yang cocok
Karena perawatan orthodonti ini nggak bisa dibilang cepet, rata-rata antara 1,5 - 2 tahun, jadi, dirawat sama dokter yang bisa diajak diskusi adalah satu hal yang penting banget menurutku. Pilihan mau di dokter gigi biasa atau ke dokter spesialis orthodonti juga harus dipertimbangkan karena cost-nya beda lumayan jauh. Aku sendiri kemarin sempet pindah dokter karena dokter sebelumnya judging dan banyak hidden cost. Setelah searching dan cari tau sana sini, pilihanku jatuh pada Andres Tendean, drg., Sp.Ort. (Instagram @andrestandean_drg) yang buka praktek di Ruko Green Lake City-Jakarta Barat. Dari awal konsultasi, beliau sudah menjelaskan dengan sangat detail terkait rencana perawatan dan opsi-opsi apa yang mungkin diambil. Tidak judging dan enak banget diajak diskusi. Yang lagi cari dokter gigi boleh main-main ke tempat prakteknya.

3. Rontgen gigi
Rontgen gigi, atau istilah kedokterannya foto panoramic, tujuannya adalah buat tau struktur gigi, ada gigi yang belum tumbuh atau nggak, dan buat tau kekuatan akar gigi. Sebelum pasang behel mostly dokter gigi minta kita buat rontgen dulu sebelum menentukan rencana perawatan yang sesuai. Rontgen gigi bisa dilakukan di Laboratorium sejenis Parahita, Pramita, Prodia, dsb dengan atau tanpa surat rekomendasi dokter. Aku kemarin rontgen gigi di Laboratorium Parahita Jl. Dharmawangsa Surabaya dengan biaya Rp. 264.000 (Juni 2018). Dokterku kemarin juga foto wajahku tampak depan, samping kanan dan kiri. Katanya sih biasanya perawatan orthodonti tuh bakal ngubah bentuk muka juga, jadi ya buat dokumentasi aja gitu.

contoh foto panoramic, that's not mine btw

4. Cetak gigi
Tahap selanjutnya adalah cetak gigi dengan bahan semacam semen gitu. Cetak gigi tujuannya untuk menghitung ruang pada gigi dan juga bisa digunakan sebagai dokumentasi untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah perawatan kawat gigi. Ini nggak sakit sih, cuma kadang bikin pengen muntah. Triknya adalah dengan nafas lewat hidung, jangan lewat mulut.

5. Scaling
Sebelum kawat dipasang, dokter harus make sure kalo kondisi gigi kita dalam keadaan bersih dan baik. Jadi pembersihan karang gigi harus dilakukan sebelum prosedur pemasangan kawat. Kalo misal ada gigi yang lubang juga harus ditambal dulu. Terkait pencabutan gigi, biasanya tiap dokter ada preferensinya sendiri-sendiri. Ada yang dilakukan sebelum atau sesudah pasang kawat. Untuk case-ku, ada dua gigi di rahang atas yang harus dicabut untuk ngasih space pergerakan giginya. Dokterku prefer pencabutan dilakukan di konsultasi ke-1 atau ke-2, nunggu giginya agak goyang karena kena kawat. Ya masuk akal sih..

6. Pasang kawat gigi
Setelah tahap di atas dilalui semua, maka tiba saatnya kita pasang kawat gigi. Kemaren aku pasang bracket pake teknik indirect bonding. Tahap ini nggak sakit sama sekali kok cuma pegel mangap aja. Daripada sakit, aku lebih ke ngantuk sih kemaren waktu pasang kawat gigi lol.

7. Kontrol tiap bulan
Kewajiban selanjutnya adalah rutin kontrol tiap bulan. Beda-beda sih, ada dokter yang minta kontrol per 3 minggu, dan ada yang per bulan. Di tiap kunjungan kontrol biasanya dokter bakal scaling dulu baru benerin braces-nya, narik yang harus ditarik, ganti karet behel (kalo pake behel metal), dsb.

after a month. sayang banget gak ada foto pas awal-awal baru pake

Done done done. Selamat dealing dengan sariawan, susah gigit, dan susah ngunyah. Ibarat kata, kaya gigimu tuh kehilangan kekuatannya. Serius. Gigit donat Jco aja nggak kuat huhu.

Sebelum memutuskan buat pasang kawat gigi, sebenernya kita harus komitmen dengan diri sendiri dulu tentang kewajiban kontrol tiap bulan. Karena banyak banget temen-temen yang aku tau pasang behel sampe lebih dari tiga tahun. Dokter pun ngasih estimasi perawatan bukan dalam hitungan bulan/tahun, tapi dari hitungan berapa kali kontrol. Kerjasama antara pasien dan dokter gigi juga jadi kunci keberhasilan perawatan orthodonti gitu. Good luck buat yang mau pasang behel juga ya!

P.S: This post will be updated monthly (fingers crossed) (hopefully)

Update Oktober 2019:
Sudah kuduga aku tak akan meng-update post ini setiap bulan. So here it is, sambil korek-korek folder Images semoga ada lengkap foto per bulan. Secara garis besar, untuk bulan-bulan awal emang gak keliatan perbedaannya. Karena saat itu prosesnya lebih ke narik geraham ke belakang biar ada space buat mundurin gigi depan. Saat fase itu udah selesai, barulah narik 4 gigi depan yang menurutku sakitnya ngalahin pas pertama pake behel. Sampe demam euy. Setelah itu barulah kerasa beda garis senyumnya kalo dibandingin sama kondisi awal gigi.

Agustus 2018


Agustus 2018

September 2018


September 2018

Desember 2018


Desember 2018

Januari 2019

Januari 2019

Maret 2019

Maret 2019

April 2019


April 2019

Juni 2019


Juni 2019

Oktober 2019

Oktober 2019

Desember 2019