Pantaaaai! Kayanya udah lama banget nggak main-main ke pantai karena beberapa bulan belakangan ini kebanyakan main ke gunung untuk mencari jati diri (yang sampe sekarang belum ketemu-ketemu juga). Alhasil ajakan seorang temen kantor buat main ke Pulau Ayer, Kepulauan Seribu tanggal 29 September 2018 kemarin susah banget ditolak. Kami maen ke Pulau Ayer dalam rangka survey venue untuk acara employee gathering kantor yang rencananya akan diadakan bulan November 2018 (update: gak jadi kesini lol).
Saya dan tim janjian kumpul di dermaga 10 Marina Ancol Jakarta pada pukul 8 pagi. Tanpa tau itinerary karena aku adalah panitia cabutan, ternyata sudah ada pihak tour and travel yang menunggu kita disana. Ada beberapa alternatif untuk menuju Pulau Ayer. Dari mulai sewa kapal pribadi seperti saya dan tim kemarin, atau menaiki kapal penumpang umum, dengan mematuhi jadwal dan syarat minimal penumpang tentunya. Perkara harga saya kurang tau karena kemarin invoice dikirim ke kantor (hehehehhehe). Bisa dilihat disini hasil cari-cari referensi di Google.
Perjalanan menuju Pulau Ayer dari dermaga 10 Marina Ancol Jakarta membutuhkan waktu selama 20-30 menit. Pulau Ayer sendiri adalah salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang sudah dilengkapi dengan fasilitas resort modern namun sarat akan unsur tradisional etnik Papua Barat. Ada dua jenis cottage yang ada di Pulau Ayer, cottage terapung (floating cottage) dengan nuansa Suku Asmat, dan cottage yang ada di darat. Pulau ini juga dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas olah raga dan rekreasi seperti contohnya lapangan voli, penyewaan sepeda, banana boat, dan banyak lagi lainnya.
Karena memang tujuannya adalah untuk survey venue, maka sesampainya di Pulau Ayer kami berkeliling untuk melihat lokasi, fasilitas, mencatat jumlah kamar, dokumentasi foto dan video sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan dimana venue yang pas untuk employee gathering tahun ini. Pulau Ayer bisa dibilang sudah sangat modern ya, cocok digunakan untuk liburan keluarga atau acara employee gathering kantor dengan jumlah pegawai kurang dari 500 orang (karena ketersediaan kamar yang terbatas). Tapi buat traveller yang lebih suka alam-alam gitu kayanya Pulau Ayer kurang cocok sih, ditambah karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Jakarta, airnya jadi kurang jernih. Buang deh keinginan buat snorkeling atau diving disini.
Jadi kesimpulannya, if I may suggest (dengan segala kesoktauan ini), dari pada ke Pulau Ayer, mending ke pulau yang lebih jauh dikit, contohnya Pulau Tidung, dengan view yang lebih bagus dan air yang lebih jernih. Eits tapi bukan berarti pulau ini jelek juga ya. Kalo buat chillin' bareng keluarga, mancing-mancing cantik, dan bawa rombongan banyak, pulau ini tetep jadi rekomendasi sih.
Saya dan tim janjian kumpul di dermaga 10 Marina Ancol Jakarta pada pukul 8 pagi. Tanpa tau itinerary karena aku adalah panitia cabutan, ternyata sudah ada pihak tour and travel yang menunggu kita disana. Ada beberapa alternatif untuk menuju Pulau Ayer. Dari mulai sewa kapal pribadi seperti saya dan tim kemarin, atau menaiki kapal penumpang umum, dengan mematuhi jadwal dan syarat minimal penumpang tentunya. Perkara harga saya kurang tau karena kemarin invoice dikirim ke kantor (hehehehhehe). Bisa dilihat disini hasil cari-cari referensi di Google.
Perjalanan menuju Pulau Ayer dari dermaga 10 Marina Ancol Jakarta membutuhkan waktu selama 20-30 menit. Pulau Ayer sendiri adalah salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang sudah dilengkapi dengan fasilitas resort modern namun sarat akan unsur tradisional etnik Papua Barat. Ada dua jenis cottage yang ada di Pulau Ayer, cottage terapung (floating cottage) dengan nuansa Suku Asmat, dan cottage yang ada di darat. Pulau ini juga dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas olah raga dan rekreasi seperti contohnya lapangan voli, penyewaan sepeda, banana boat, dan banyak lagi lainnya.
Faedahnya apa mb...... |