BUMN Goes To School


Hari Pahlawan memang menyimpan arti sendiri bagi Kota Surabaya. Berbagai event disiapkan untuk memperingati hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November setiap tahunnya. Dari mulai pas jadi mahasiswa baru, ikutan renungan 10 November di taman makam pahlawan dilanjut orasi di Tugu Pahlawan sampe jam tiga pagi. Ditambah lagi hari pahlawan bertepatan dengan dies natalis (mantan) kampus. Jadilah setiap tahun di hari pahlawan selalu membawa arti tersendiri.

Nah, sejak pindah ke Jakarta, ku baru menyadari kalo ternyata riuh peringatan hari pahlawan hanya bisa dirasakan di Surabaya. Disini biasa-biasa aja, nggak ada peringatan besar seperti di Surabaya. Paling cuma ada beberapa postingan dari berbagai instansi di sosial media yang ngucapin selamat hari pahlawan.

But, the good news is.. peringatan hari pahlawan tahun ini ternyata berbeda, yeay!
Beberapa hari sebelum 10 November, ada arahan dari Kementrian BUMN terkait kegiatan yang harus dilakukan oleh beberapa BUMN yang ditunjuk, dalam rangka memperingati hari pahlawan. Salah satunya adalah kegiatan yang bertajuk "Spirit of Millennials Goes To School" yang digawangi oleh millennials beberapa BUMN. Kegiatan ini diisi dengan mengunjungi dan sharing di beberapa sekolah dasar yang ada di Surabaya. Kedua belas BUMN yang berpartisipasi dalam kegiatan ini antara lain BNI, WIKA, Pelindo 3, Telkom, Pertamina, BRI, Garuda Indonesia, Angkasa Pura II, Bank Mandiri, PLN, Telkomsel, dan Angkasa Pura I.





Bertempat di SD Muhammadiyah 6 Surabaya, saya dan sembilan rekan kerja lainnya menyampaikan materi internet sehat dan memperkenalkan profesi-profesi yang ada di lingkungan bandar udara. Dari mulai Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Petugas Pemadam Kebakaran (PK-PPK), Aviation Security (Avsec), Digital Business, IT Officer, Aiport Operation Control Center, dsb.

Materi internet sehat dipilih dengan mempertimbangkan perkembangan sosial media yang semakin masif, namun tidak diimbangi dengan awareness bagi penggunanya. Terlebih mereka yang belum cukup dewasa untuk memahami, namun sudah menjadi user aktif dalam platform-plaform tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak-anak yang duduk di Sekolah Dasar tingkat 3-6 yang sudah memiliki akun facebook dan instagram, namun tidak mampu menjawab ketika ditanya seputar apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan di akun sosial media yang mereka miliki. 

Materi kedua yang disampaikan adalah seputar apa itu bandara bandara dan profesi-profesi yang ada di lingkungan bandara. Mereka juga dikenalkan tentang apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa saat menaiki pesawat terbang. Mereka tampak antusias mengikuti jalannya materi yang dikemas dengan menyenangkan dan disesuaikan dengan umur mereka. Aku kebagian mengajar di kelas 3. Karena rata-rata umurnya masih 8 tahun, jadi materi disampaikan dengan menggunakan alat peraga boneka tangan, membuat pesawat terbang dari kertas, dan diselingi dengan ice breaking untuk membuat suasana semakin menyenangkan.





Diakhir sesi, setiap siswa diberi kertas dan diminta menuliskan cita-cita mereka, yang kadang memang di luar ekspektasi. Seperti contohnya,
"aku pingin beli mobil"
"aku pingin jadi pramugari tapi takut pesawatnya jatuh"
"aku pingin hafal al-qur'an"


Buat aku personally, kegiatan kaya gini seru banget. Nambah pengalaman dan insight baru buat pengisi materinya. Juga, buat selingan kabur dari kerjaan hehehe.
Emang bener sih kalo ada yang bilang, dalam mengajar, bukan kita yang mengajari mereka, namun kita yang banyak belajar dari mereka. Semangat terus adik-adik, teruslah tumbuh dan berkembang untuk mimpi yang tiada batas.