Melihat Danau Batur dari Dekat

Gunung Batur Kintamani


Disela-sela stay kami di Villa Jempana, kami sempetin buat lihat Gunung dan Danau Batur dari dekat. Like I've said before in previous post, Gunung Batur dan Danau Batur menjadi ikon utama dari Kintamani. Tbh, menurut kami, agak susah untuk melihat Danau Batur dari dekat. Sekeliling Danau Batur mostly dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai lahan kebun atau tambak. I think that is the reason makanan khas Kintamani adalah Mujaer Nyat-Nyat. Mujaernya dapet hari hasil tambak hehe.


Memiliki sejarah yang panjang, mulanya Gunung Batur terbentuk dari Gunung Batur purba dengan ketinggian lebih dari 3000 mdpl. Gunung Batur purba meletus pada 29.300 tahun yang lalu dan menghancurkan sebagian besar bagian atas gunung ini. Letusan ini juga memacu amblesnya dasar Gunung Batur yang membentuk kaldera pertama. Letusan kedua terjadi pada 20.150 tahun yang lalu dan kembali membuat dasar Gunung Batur ambles sehingga membentuk kaldera kedua. Di bagian terendah Gunung Batur sekarang menjadi Danau Batur yang disebabkan oleh akumulasi air hujan selama puluhan ribu tahun. Saat ini Gunung Batur memiliki ketinggian 1.717 mdpl dan masih berstatus gunung api aktif.


Gunung Batur Kintamani

Gunung Batur Kintamani

Gunung Batur Kintamani


Balik cerita soal ngeliat Danau Batur dari deket, karena kita nggak nemu jalan yang langsung menuju ke danaunya (even udah tanya ke warga lokal lol), akhirnya kita berakhir berhenti di semacam dermaga yang ada di dekat pertigaan Indomart. Dermaga ini sepi banget. Nggak terlihat aktivitas warga maupun wisata. Entah karena masih pagi, efek pandemi, atau memang seperti ini keadaannya sehari-hari. Hanya ada satu ibu-ibu penjual aksesoris gelang yang menawarkan dagangannya pada kami.


Dari sisi wisata, tidak banyak yang ditawarkan dari Danau Batur selain pemandangan gunung dan danau yang tetep aja menyatu cantik. Kami tidak melihat adanya aktivitas wisata seperti perahu atau jetski yang umunya ada di danau-danau lain. Nggak lama setelah foto-foto kami langsung balik ke penginapan.


Ada hal menarik di sepanjang perjalanan kami kembali ke penginapan, yaitu bekas aliran lava Gunung Batur yang mengering. Jejak dahsyatnya letusan Gunung Batur pada tahun 1926 masih dapat dilihat hingga sekarang. Batuan hitam dan gersang akan kita temui di sepanjang perjalanan kita menuju Kintamani. Meski mencatatkan sejarah kelam, aliran lava ini membuat daerah sekitar Kintamani subur. Masyarakat memanfaatkan hal ini dengan menanam berbagai jenis sayuran seperti bawang, tomat, sawi, dsb.


Lava dingin gunung batur

lets go road trip


No comments