Trip ke Lombok kali ini ada sedih tapi ada senengnya juga. Sedih karena kali ini ke Lombok tapi nggak ke Rinjani. Seneng karena tau ternyata Lombok nggak "cuma" tentang Rinjani aja hehe. Well, hopefully someday bisa balik sini dan ke Rinjani (tapi pake porter aja karena sudah saatnya kita mendaki cantik).
Ke Lombok kali ini juga super dadakan karena ke-trigger libur kejepit di tengah minggu. Tujuannya pengen ke Gili Trawangan, Sembalun, dan muter-muter Mataram aja. Kami berangkat via udara dengan tujuan CGK-LOP dengan maskapai Air Asia. Karena masih dalam kondisi pandemi, kami harus swab antigen dulu sebelum berangkat, isi e-HAC, dan selalu pakai masker dimanapun.
Sampai di Bandara International Lombok pada pukul 10.00, travel yang kami pesan untuk nganter kami ke Pelabuhan Bangsal udah stand by. Ada banyak cara menuju Pelabuhan Bangsal (untuk nyebrang ke Gili Trawangan) dari bandara. Kalo mau nggak repot bisa pilih travel atau taksi seperti kami kemarin. Rate-nya sekitar 250-300 ribu rupiah. Better nyari travel sebelum berangkat walau ada banyak sekali orang yang menawarkan jasa serupa di bandara. Untuk yang mau lebih murah bisa ambil opsi naik Damri dengan tujuan Senggigi. Dari Senggigi dilanjut dengan angkot. Dari bandara ke Pelabuhan Bangsal ditempuh sekitar 2 jam.
Sesampainya di Bangsal kami langsung menuju loket untuk membeli tiket kapal ke Gili Trawangan. Be careful karena ada beberapa calo yang akan nawarin kita tiket. Make sure beli di loket resminya. Ada dua jenis kapal, public boat dan speed boat. Public boat dihargai 15 ribu per orang dan harus menunggu kuota penuh baru kapal bisa jalan (sekitar 40 orang). Untuk speed boat dihargai sekitar 85 ribu per orang dan tidak perlu menunggu kuota penuh untuk jalan. Kami kemarin memilih public boat karena cuma berdua dan nggak buru-buru juga. Menunggu sekitar 30 menit dan berangkatlah kita ke Gili Trawangan. Perjalanan ke Gili Trawangan sendiri memakan waktu sekitar 30 menit.
Sampainya di Gili Trawangan, kita langsung jalan cari persewaan sepeda. Di Gili Trawangan nggak ada motor atau mobil ya. Transportasi yang bisa dipilih adalah sepeda, cidomo aka andong/delman, atau jalan kaki. Ada banyak persewaan sepeda di Gili Trawangan. Untuk 24 jam dihargai sekitar Rp. 30.000,- (Mei 2021). Kami kemarin memilih sepeda karena biar fleksibel aja, plus jauh lebih murah dibanding cidomo hehe.
Bukan anggota geng roadbike lol |
Kami menginap di Aston Sunset Beach Resort. Letaknya cukup jauh dari pelabuhan Gili Trawangan. Ditempuh dengan naik sepeda memakan waktu sekitar 20-25 menit tapi lumayan bikin ngos-ngosan dan keringetan karena kami sepedahan jam 12 siang lol. Sepanjang jalan menuju hotel kami melihat banyak sekali hotel dan resort yang tutup. Kondisi Gili Trawangan juga sepi banget, beda jauh jika dibandingkan dengan kondisinya beberapa tahun yang lalu. Selain pandemi yang belum juga membaik, kondisi Gili Trawangan juga dipengaruhi oleh gempa yang terjadi di Lombok tahun 2018. Ada beberapa bangunan yang terlihat rusak dan dibiarin begitu aja sama pemiliknya. Sad.
I think it was a right decision choosing Aston. Aston adalah satu diantara beberapa hotel yang masih "hidup" di Gili Trawangan. Sampai di hotel jam 1 siang dan resepsionis langsung mempersilahkan kami untuk check-in meski aturannya check-in dimulai pukul 2 siang. Meski bangunannya terlihat tua but the room was truly comfortable. Mereka juga mempunyai resto outdoor yang berbatasan langsung dengan pantai. Terdapat free movie night setiap malam dan free flow snack. Dengan harga yang masih affordable, it's definitely worth the price.
Sore sebelum sunset kami nyempetin buat muter-muter Gili Trawangan naik sepeda. Kalo nginep di Aston, ada jalan tembusan lewat perkampungan buat menuju ke daerah pelabuhan, nggak harus lewat jalan utama yang lumayan jauh itu hehe. Ada beberapa turis domestik dan bule-bule yang lagi main sepeda juga meski jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding hari normal non pandemi. Sesekali kita berhenti buat sekedar main di pantai atau jajan snack. Mendekati sunset kami buru-buru balik ke hotel. Spot ngeliat sunset paling bagus di Gili Trawangan ada di sekitar hotel Aston karena ngadep langsung ke arah barat, tempat tenggelamnya matahari. The view is just lit. Probably the best sunset that I've ever seen in my life.
Kami sempet ikutin movie night sambil dinner sebelum akhirnya balik ke kamar duluan karena ngayuh sepeda lagi setelah bertahun-tahun gak naik sepeda itu capek pake banget lol. Oh iya untuk pesen makanan di Aston harganya berkisar 60-100 ribu untuk menu nasi goreng/mie goreng kampung. Ada juga pilihan Western tapi karena kami orang Indonesia so nasi goreng then haha!
Paginya kami coba buat cari sunrise di sekitar pelabuhan Gili Trawangan karena sisi ini yang menghadap ke arah timur. Sayangnya pagi itu agak mendung. Cuma keliatan slightly merah matahari. Di sisi ini kita juga bisa melihat jajaran gunung Rinjani karena sisi ini ngadep ke Pulau Lombok langsung. Karena gak dapet sunrise kami langsung balik ke hotel buat sarapan di pinggir pantai. Untuk balik ke Pulau Lombok harus menuju ke pelabuhan lagi dengan tiket dan prosedur yang sama seperti waktu berangkat. Excited sekali karena setelah ini kami menuju ke Sembalun, where everything seems so magical.
Read more about our Lombok journey in here.
Mba, aku boleh minta info travel dri bandara ke Gili Trawangan yg mba pakai?
ReplyDeleteMakasih.
Travel dari Bandara ke Pelabuhan Bangsal ya mba, bisa ke Lombok Persada Travel di 0813 3745 9889. Ratenya 300rb dari Airport ke Bangsal. Tapi sebenernya di bandara juga banyak yg nawarin, untuk harganya kurang tau apa lebih murah/mahal hehe. Sama-sama mbaa
Delete