Edinburgh : One Fine Day


The Royal Mile


After a good rest, kami sudah siap untuk lanjut explore Ediburgh. It was a beautiful day. The sun was shining, the sky was blue. Kata teman we were lucky karena seminggu kemarin mendung dan hujan terus. Meski suhu masih sekitar 3-4 celcius di bulan yang harusnya udah spring, nggak menghalangi semangat kami buat liat lebih jauh kecantikan kota ini.


Tujuan pertama adalah ngunjungin the birthplace of Harry Potter, the Elephant House. The Elephant House adalah sebuah cafe yang terletak di George IV Bridge. Tempat ini jadi famous semenjak J.K. Rowling published bahwa dia mendapatkan ide buku pertama Harry Potter disini sembari ngeliat Edinburgh Castle. Buat yang suka sama Harry Potter pasti setuju kalo Edinburgh vibes-nya emang Harry Potter banget. Bangunannya, kastil-kastilnya. Tapi sayang banget cafe ini tutup semenjak bencana kebakaran dua tahun yang lalu. Dari hasil Googling sih katanya ada masalah likuiditas. Kecewa ya bund padahal pengen cobain kopinya. Hope they will recover soon.


The Elephant House

Resto around The Elephant House

The Beautiful Edinburgh

Dari the Elephant House, kami lanjut jalan ke Museum Context: Retailer of Harry Potter Merchandise. Buat yang kegocek ngira ini museum, anda salah. Tempat ini lebih mirip ke gift shop yang jual berbagai merchendise Harry Potter. Masuk ke tempat ini gratis, nggak ada tiket masuk. Expect some queue karena pintu masuk akan ditutup kalo pengunjung di dalem udah terlalu banyak. Banyak sekali merchendise Harry Potter yang dijual disini. Dari mulai tongkat sihirnya, sweater, the marauder's map, dan masih banyak lagi. Harganya cukup pricey karena ya merchendise resmi. Buatku yang emang suka Harry Potter, seru banget liat-liat bareng-barang asli yang biasanya cuma kita liat di film. Totally worth a visit!. Nggak harus beli juga kok, banyak yang kaya kami kemarin cuma liat-liat dan foto-foto hihi.


Museum Context of Harry Potter

Museum Context of Harry Potter

Museum Context of Harry Potter

Museum Context of Harry Potter

Museum Context of Harry Potter

Museum Context of Harry Potter

Museum Context of Harry Potter

Beres foto-foto kami lanjut jalan random tau-tau nyampe di St. Giles' Cathedral. St. Giles' Cathedral didirikan pada tahun 1124 oleh Raja David I yang sudah beroperasi selama hampir 900 tahun. Katedral ini dibuka untuk umum, baik yang ingin berdoa maupun hanya berkunjung. Masuk kesini juga gratis, nggak ada tiket masuk, tapi ada kotak donasi untuk pemeliharaan. Ini adalah pengalaman pertamaku masuk ke katedral di UK. Nggak gitu paham makna desain atau arsitekturnya apa, but for the sake of experience, cobain aja kesini.


St. Giles' Cathedral

St. Giles' Cathedral

St. Giles' Cathedral

St. Giles' Cathedral

St. Giles' Cathedral

Dari St. Giles' Cathedral kami lanjut jalan di The Royal Mile. Jalan ini terkenal karena vibes-nya Scotland banget. Terletak di Old Town, jalan ini mengubungkan Edinburgh Castle dan Palace (west) sampai Holyroodhouse (east). Di sepanjang jalan ini banyak toko dan resto. No doubting jalan ini cakep banget sih. Bangunannya, kastilnya, patung-patungnya, suasananya. Expect the crowd karena tempat ini touristy banget. Dan meski rame banyak orang, aku personally enjoy banget. And if you have free time, sempetin ngopi-ngopi cantik di salah satu cafe disini. I bet you won't regret.


The Royal Mile

Ngopi di The Royal Mile


Setelah ngopi kami lanjut ambil mobil yang kita sewa di Enterprise Car yang ada di Annandale Street. Kami sewa mobil karena esok hari kami akan melanjutkan trip ke Isle of Skye. Pengalaman pertama kami sewa mobil di Enterprise, berkesan baik banget karena we got free upgrade dari yang harusnya Toyota Agyo (setara Toyota Agya di Indonesia) ke Citroën C3. It such an upgrade karena mobilnya jauh lebih modern, lebih lega, lebih gagah. Bahkan kalah ganteng sama mobil kita sendiri di Indo lol. Alhamdulillah rejeki anak sholihah.


Bawa mobil emang bikin kita jadi lebih leluasa mau kemana-mana. Tapi buat kita yang baru pertama banget nyetir di UK, grogi juga ya bund. Jalan di Edinburgh nggak begitu lebar, ditambah rambu lalu lintas dan speed limit dimana-mana. It took some times for us to adjust meski pada akhirnya ya di berani-beraniin aja lol. Jangan lupa selalu pake Google Maps karena disitu ada informasi speed limit selama di jalan. So helpful buat kita yang nggak familiar dengan jalanannya. Juga untuk parkir, sebelum berangkat, usahakan selalu cari informasi tempat parkir terdekat dengan lokasi tujuan kita dulu. Ada beberapa aplikasi yang bisa dipakai, salah satunya JustPark. Kami beberapa kali pakai aplikasi itu untuk reserve spot. Biayanya beragam tergantung lokasi dan durasi parkir. Jangan coba-coba parkir sembarangan ya, dendanya bisa 1000 pound. 


Tujuan kita selanjutnya adalah Arthur Seat yang merupakan puncak dari gugusan bukit yang terbentuk dari gunung berapi purba di Edinburgh. Di hari kita kesana, bertepatan dengan Easter Day jadi cukup rame sama warga lokal yang juga pengen liburan. Banyak yang sekedar piknik, bawa anjingnya jalan-jalan, atau yang beneran mau hiking. Yang nggak kita sadari adalah, ternyata puncaknya lumayan tinggi. Untuk sampe ke puncaknya biasanya makan waktu sekitar 4 jam tek-tok. Kami cukup sadar diri untuk nggak maksain sampe puncak karena punya jadwal trip yang padet banget. Jadilah kami duduk-duduk aja chillin di taman. It was enjoyable. Hal simple yang sulit kita rasain di Jakarta.


The Arthur Seat

The Arthur Seat

The Arthur Seat

Read more about Scotland trip in here.

No comments