We have been talking about this trip since forever. And it is happening now. Hello, London!
Pesawat Singapore Airlines membawa saya dari Jakarta menuju London dengan transit 50 menit di Singapore. Pertama kali nyobain pesawat Airbus 380 yang diklaim sebagai pesawat terbesar di dunia dengan total penumpang up to 850 orang.
And how was it? Well, karena pesawatnya yang asli gede banget, hal pertama yang kurasain adalah antri embark dan disembark-nya jadi lama banget. Pertama kali juga ngerasain long flight dengan total 16 jam di pesawat, yang ternyata nggak semengerikan yang kupikirkan. Dengan harga tiket di bawah 5 juta karena lagi dapet promoan, makananya enak, pramugarinya baik, plus dapet dua penumpang di sebelah orang British asli yang super ramah dan helpful. It really was a good flight.
Jujur sebelumnya nggak pernah ngebayangin bisa nyampe London. Setelah drama ngurus visa UK yang hasilnya keluar lama banget (almost 12 weeks!), akhinya anak medioker ini berhasil juga menginjakkan kaki (cailah) di salah satu kota tertua di dunia yang jadi kiblat ilmu umat manusia dari dulu. Fun fact-nya adalah dulu waktu masih jadi anak OJT di kantor, aku pake study case bandara London Heathrow (LHR) buat final presentation ke BOD. Dan lima tahun kemudian, this little girl finally arrived in London, The City of Smoke.
Keluar dari pesawat langsung ambil bagasi, lewatin imigrasi, dan bea cukai. It was really smooth. Buat first timer ke London, aku nggak ngerasa bingung sama sekali sih. Sign di bandara lengkap dan jelas. And after clear all the process, bapak suami udah nungguin aja di kedatangan. Yup I did this trip with my husband. For the rest of this trip I will use my privilege to rely on him dari mulai kemana dan naik apa. But I will try my best to remember and write it down here meski sebenernya cari info gini udah di-cover banget sama Google Maps.
Dari Bandara London Heathrow, kami langsung menuju Airbnb buat taruh koper dan istirahat. Seperti yang kita tau, biaya hidup di London lumayan banget, begitupun harga hotel-hotel disini lol. Jadilah kita pilih Airbnb karena selain harganya lebih murah, juga mostly ada dapur, jadi bisa masak kecil-kecilan selama disini. Airbnb kita di daerah Barnet Grove. Dari segi harga dan lokasi, it's all worth it. Ada bus stop yang masih walking distance, plus banyak pilihan makanan halal di sekitar daerah itu.
Landing jam 4 sore tapi body clock berasa jam 10 malam. Capek sih, tapi karena di pesawat bisa full istirahat, badan masih kerasa lumayan seger. Sambil setengah dipaksa biar nggak jetlag, jadilah setelah kita checkin Airbnb dan istirahat bentar, langsung strolling around biar badan langsung ngikutin jam London.
Nggak banyak tempat yang kita kunjungi di malam pertama di London. Cuma jalan-jalan di sekitaran London Bridge, trus lanjut jalan sampe ke The Shard, gedung paling tinggi di UK dan Western Europe, terus lanjut ambil tube ke Big Ben dan London Eye. Jalan-jalan di London saat malem vibe-nya asik banget sih. Meski hampir semua resto dan toko udah tutup di atas jam delapan malem, tapi liat orang-orang rapi pake jas balik kerja sambil socializing bener-bener give impression kota di negara maju tuh begini ya.
Selama naik transportasi di London kemarin saya cuma pake Jenius, jadi langsung tap and go. Bisa juga beli pound dulu sebelumnya biar dapet rate yang oke. Biaya naik tube di London beda-beda tergantung zonanya. Paling mahal kemarin kena sekitar 11 pound karena emang jauh banget dari Heathrow ke city center.
No comments