Jökulsárlón adalah titik terjauh kami selama di Iceland. Karena pertimbangan jarak kembali ke Keflavik Airport, ditambah dengan daftar titik yang akan kami kunjungi selama perjalanan kembali, kami putuskan memutar campervan untuk kembali ke arah Reykjavík. Sejak merencanakan perjalanan kami tidak memaksakan untuk mengitari ring road menimbang waktu kita di Iceland yang cuma 5 hari 4 malam. Kuatir terlalu banyak driving time dan melelahkan.
Dari Jökulsárlón, kami menuju ke campsite kedua kami selama di Iceland. Namanya Tjaldstæðið Kirkjubær II (akupun gak tau gimana cara bacanya lol). Campsite ini oke aja, nggak ada yang istimewa banget. Kelebihannya cuma dapur dan ruang makannya proper dan lengkap, ditambah ada air terjun mini yang ada di belakang campsite ini. Kekurangannya, mandinya bayar! Sekali mandi harus siapin koin 300 Kr untuk bisa dapet akses air hangat 5 menit. For the first time in forever, ngerasain mandi buru-buru rasa uang kaget.
Selama perjalanan balik ke arah bandara, tentu saja kita banyak stop di titik-titik yang emang udah direncanain. Salah satunya adalah Black Sand Beach Reynisfjara. Disebut black sand beach karena pasir yang ada di pantai Reynisfjara berasal dari pecahan batu basalt yang berwarna hitam pekat. I would say pantainya yaa.. biasa aja. Tapi, yang paling iconic dari pantai ini adalah Hálsanefshellir Cave dan Reynisfjall yang ada di pesisirnya. Dari awal dateng kami nggak berhenti admiring. It was truly amazing. The picture don't do the justice.
Hálsanefshellir Cave adalah gua besar yang ada di pesisir pantai Reynisfjara. Yang bikin jadi super amazing adalah pilar-pilar basalt yang berbentuk octagonal yang ada di pintu masuk guanya. It just don't make sense, gimana bisa ada batu-batu octagonal segede gitu yang tertumpuk rapi dan simetris. Setelah googling, ternyata batuan ini terbentuk karena aliran lava yang membeku dan terdesak oleh tekanan di permukaan sehingga membentuk octagonal. Fun fact lainnya adalah, gua dengan bentuk yang sama dapat ditemukan di Fingal Cave yang ada di Staffa Island, Scotland. I firmly believe that they were actually in same land, then divided into two different island.
Selain Hálsanefshellir Cave, satu lagi yang catching attention adalah Reynisfjall. Aku pikir awalnya mereka adalah satu kesatuan, ternyata beda. Reynisfjall adalah gunung batu setinggi 340 meter yang muncul akibat erupsi vulkanis di bawah glacier pada masa Ice Age. Bentuk batuannya mirip sama batuan di Hálsanefshellir Cave meski for me personally, Reynisfjall lebih dramatis, wild, and beautiful at the same time.
Please take note that even though Reynisfjara is beautiful, it is really dangerous. Ombaknya kenceng dan tinggi. Belum lagi anginnya yang kenceng banget. Saat kami disini, kondisinya hujan gerimis dan super windy. Meski cuacanya kurang bagus, banyak banget pengunjung yang datang kesini. Selama kami di Iceland, di spot inilah aku ngerasa pengunjungnya paling rame. Dari mulai turis internasional sampe anak-anak sekolah. Mungkin karena di spot ini pas banget ya buat belajar geologi secara langsung. Don't forget to put this spot in your itinerary. Sebagus itu.
Read more about Iceland trip in here.
No comments