Showing posts with label jawa timur. Show all posts
Showing posts with label jawa timur. Show all posts

Wisata Keluarga di Taman Safari Prigen

rusa cantik

Wisata keluarga di daerah sekitar Malang, Jawa Timur terbilang sangat beragam. Dari mulai Jatim Park 1, 2, 3, Museum Angkut, Selecta, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi lainnya. Jika menginginkan wisata keluarga dengan edukasi berbagai jenis hewan, pilihannya akan mengerucut ke Batu Secret Zoo atau Taman Safari Prigen.

Mt. Penanggungan 1.653 mdpl

"Puncak hanyalah tujuan semu, tujuan sebenarnya adalah kembali ke rumah dengan selamat"

Selepas UTS (ujian tidak serius) (ujian tengah semester), saya bersama kelima teman memutuskan untuk muncak. Gara-garanya kami gagal berangkat camping bersama calon keluarga baru, hingga akhirnya kami memutuskan untuk pergi camping sendiri. Rencana fix baru diputuskan Kamis sore, sedangkan kami berangkat Jum'at siang. Jadilah persiapan dilakukan agak keteteran. Dari mulai cari tenda, matras, carrier, nesting, dan perlengkapan standar muncak lainnya. Untungnya kami punya Niken, anak siklus. Jadilah semua perlengkapan nebeng siklus. Cuma matras aja yang sewa di Puncak Jaya, deket terminal Bratang.

Setelah belanja makanan dan menyiapkan perlengkapan, kami berkumpul di rumah Allan dulu sebelum berangkan ke trawas. Kami berangkat berlima dengan komposisi 3 cowok dan 2 cewek. Hanya satu orang yang bawa carrier, sedangkan keempat lainnya bawa daypack isi perlengkapan pribadi. Tepat bada ashar kami on the way ke Trawas untuk menuju gerbang pendakian Penanggungan via Jolotundo.

Sekitar pukul 05.00 sore kami sampai di Jolotundo. Setelah regristrasi parkir motor dan membayar tiket masuk pendakian Rp. 8.000,- per orang, dimulailah perjalanan kami ke Puncak Pawitra, Gunung Penanggungan 1653 mdpl. Perjalan awal menyenangkan! Karena jalur trekking lumayan datar dan ditambah dengan tenaga yang masih full. Matahari perlahan turun, kami bersiap memakai headlamp untuk menerangi jalur pendakian. Estimasi sampai puncak bayangan kira-kira pukul 10 malam. 

Entah ada apa dengan saya. Saya selalu saja kena masuk angin setiap naik gunung. Jadilah saya sempat istirahat lama gara-gara muntah-muntah di jalur pendakian. Tapi untung sakitnya nggak lama-lama, setelah minum tolak angin badan saya balik fit. Setelah masalah badan selesai, muncul lagi masalah baru. Masalahnya adalah jalur trekkingnya itu lho....... hell banget. Kami tertipu dengan label ketinggian yang (hanya) 1653 mdpl dan testimoni mantan-mantan pendaki Penanggungan.
"Trekkingnya bentar kok pik, cuma 3 jam"  
"Jalur trekkingnya gak jauh-jauh dari Ijen kok pik.."
WOY! Gak jauh-jauh dari Ijen dari hongkong? Tanahnya lumpur lembek dan jalurnya nanjak banget, ditambah banyak banget batu-batu gede, serta minim petunjuk menuju puncak. Jalur pendakian ke puncak banyak banget percabangan. Hanya percabangan di awal-awal yang ada pentunjuk ke puncaknya. Selebihnya? Wallahualam :) ngikut feeling dan perasaan aja #ea #baper

Habis jalan sejaman, hujan turun. Hujannya gerimis-gerimis romantis gitu, tapi asli nyusahin. Kami memutuskan pake jas hujan demi menyelamatkan perlengkapan dan baju yang kami pakai. Masalah baru muncul lagi. Salah satu teman kami, Allan, urat betisnya ketarik. Jadilah dia gabisa jalan. Tiap jalan selangkah mringis-mringis kesakitan. Kitapun bingung kudu gimana. Udah dikasih conterpain tapi tetep aja gak ngaruh. Jadilah kami istirahat lebih sering dan membesarkan hati Allan dengan ngomong "Kita jalannya santai-santai aja kok, selow aja mau sampe puncak jamberapa" :)))))

Puncak bayangan Mt. Penanggungan

Greenbay, Banyuwangi.

Greenbay terletak di desa Sarongan, kecamatan Pesanggaran. Berjarak sekitar 90 km arah selatan kota Banyuwangi. Untuk menuju ke tempat ini, kita bisa mengikuti arah menuju Pesanggaran-Sarongan-Sukamade, menuju ke Taman Nasional Merubetiri dulu, baru dilanjutkan ke Greenbay.

Beberapa hari yang lalu, saya bersama 7 orang teman memutuskan untuk mengunjungi tempat ini karena sudah sumpek dengan hati kota yang makin hari makin ruwet. Perjalanan dari Banyuwangi kota ke Merubetiri memakan waktu kurang lebih 4 jam. Sebenernya kalo dibilang jauh ya lumayan, tapi nggak jauh-jauh amat sih. Jalannya itu lho.. rusak parah, apalagi lagi musim hujan. Jadilah memakan waktu lebih banyak. Kalo udah sampe pos 1, kita bakal nemu gerbang. Disini ada penjaganya, kita diminta buat ngisi buku tamu dulu, sama bayar Rp.20.000,- baru bisa lanjut perjalanan.

Sumenep, Madura.

Holiday is coming town! Yippieeeeeeee....
Akhirnya.. setelah 16 minggu ngurusin kuliah, himpunan, hati, akhirnya liburan jugaaa hoho
Sebenernya ada beberapa plan buat liburan kali ini, tp rilis yang sudah jalan saja yah, nanti kalo udah ngomongin yang belom kejadian nanti dibilang ratu wacana hiks

Jadi kemarin hari Senin, saya dan Laras, Eka, Kiki, pergi ke Sumenep. Tujuan utama nya mau ke Gili Labak, tapi apa daya cuaca lagi gak bagus, dan gak ada kapal yang mau angkut kita.. ya jadilah kami pindah ke plan B --> muter-muter Sumenep aja.

Kami berangkat dari Surabaya jam 7 pagi, ke Madura via Suramadu. Jarak Surabaya-Sumenep gak bisa dibilang deket juga. Sekitar 4-5 jam kami baru nyampe Sumenep setelah menempuh Bangkalan-Sampang-Pamekasan-Sumenep.

Sampe Sumenep kami ke rumah Fika dulu biar dikasih makan biar enak bisa taruh barang-barang, jadi kemana-mana bagasinya lebih enteng karena tasnya udah diturunin. Setelah istirahat bentar dan menimbang dan memilih mau kemana, akhirnya kami memutuskan buat ke Kapur Putih. Ini sebenernya bukan objek wisata, tapi kayanya bagus dibuat foto-foto :p sekalian juga karna sejalan sama pantainya. 

Amazing 365 km!

"Become friends with people who aren't your age. Hang out with people whose first laguage isn't the same as yours. Get to know someone who doesn't come from your social class. This is how you see the world. This is how you grow"

Selamat hari Minggu, selamat hari paling malas sedunia!
Kemarin saya bersama seorang teman kuliah melakukan trip paling gila versi 2014. Bermula dari obrolan ringan kami saat makan malam bersama di salah satu restoran cepat saji di kawasan Surabaya Barat, yang pada akhirnya membawa kami pada sebuah kesepakatan untuk pergi ke kota sebelah, Malang. Sebenernya saya juga kurang paham tujuan dari trip kemarin. Jika dikata mau menghilangkan kepenatan, sebenernya kami belum penat. Kuliah baru jalan minggu pertama tapi saya sudah kabur.

Kami sepakat untuk memulai perjalanan pada pagi hari. Dengan alasan biar gak kena macet di daerah Porong. Perjanjian awal berangkat pukul 7 pagi, namun realisasinya lebih pagi dari yang dijanjikan. Sekitar pukul 06.30 dia sudah siap menjemput saya di kosan. Dengan cuma berbekal sebuah totte bag yang berisi dompet, smartphone, power bank, tisu, mukena, dan sebotol air mineral 600ml berangkatlah kami berdua ke Malang dengan tujuan Jawa Timur Park 1. Mau main roller coaster, katanya.

Trip WANI #1 : Kawah Ijen


Setelah main-main di Bama, makan siang, kami memutuskan untuk berangkat ke Patulding bada magrib. Patulding itu gerbang pendakian Ijen. Perjalanan dari Banyuwangi kota ke Patulding memakan waktu sekitar 2 jam. Jalannya naik turun belok kanan belok kiri khas pegunungan. Dan tidak ada penerangan sama sekali. Sedikit spooky sih sebenernya, dan saya muntah-muntah di jalan

Sampai di Patulidng sekitar pukul 9 malam, kami memutuskan buat makan malam dulu di warung Bu Im. Satu-satunya warung di Patulding yang jual makanan berat. Kayanya tenar banget kok warung ini dikalangan pendaki Ijen, tiap buka blog pasti ada yang cerita makan di warung Bu Im hehehe.

Hawanya dingin banget gak nahan. Cuma Joshua yang nekat mandi di hawa sedingin itu. Tapi ya bener sih, abis gitu pasti badan kerasa anget. Abis makan, mandi, sholat, kami tidur.... di mobil. Lumayan dapet tidur 3 jam an. Jam 1 malam kami bangun. Yang tadinya sepi, kayanya pengunjung cuma kita doang, tiba-tiba jadi rame.

#SIAyoMendaki

Trip WANI #1 : Baluran National Park

Kuliah tinggal menghitung hari, kemarin saya bersama 5 teman memutuskan untuk pergi ke Banyuwangi, sebagai upaya menghilangkan kebuntuan tak berujung. Bisa dikatakan trip kemaren kelewat nekat. Pencetus idenya saya, Joshua dan Paung. Karena takut berujung hanya sekedar wacana, akhirnya kita memutuskan buat beli tiket kereta langsung walaupun belum jelas mau gimana disana hahaha.

Tiket kereta Sri Tanjung tujuan Banyuwangi jam 13.40. Saya dan temen-temen janjian ketemu di kampus jam setengah satu siang. Tapi ya kan biasa jamnya mahasiswa pasti ngaret. Aku di ping gak karuan sama bocah-bocah itu soalnya tiket kereta aku yang bawa hahaha. Udah kumpul langsung aja cus Stasiun Gubeng.

Ya tapi namanya manusia kan cuma bisa berencana, udah ngebut banget ke Gubeng, udah sampe tepat waktu, ternyata malah keretanya sendiri yang molor, baru dateng jam setengah 4 sore. Hampir 2 jam an kita nge-gembel di stasiun Gubeng. Huff sekali.

Akhirnya kereta Sri Tanjung yang udah lama ditunggu dateng juga, kita naik gerbong 5, duduk manis sampe Banyuwangi. Ternyata kereta yang terlambat tadi menghancurkan segala rencana. Rencana awal yang harusnya udah sampe Banyuwangi jam 8 malem harus mundur jadi jam 1 dini hari baru sampe stasiun Karangasem. Rencana awal yang harusnya sampe langsung naik ke Ijen juga harus batal karena kita baru sampe di Karangasem jam 1 malem dan tidak ada angkutan apapun yang bisa mengangkut kita sampe Ijen di jam semalem itu. Jangan kira stasiun disini kaya di Surabaya, yang jam berapa aja kayanya masih rame, disini sepi bangetttt. Alih-alih mau ngopi, warkop disini gak ada yang buka sama sekali. Habis sholat isya kami memutuskan buat bermalam di stasiun. Selain gratis, we had no other option. Mau gimana lagi.

Jadi kita mau tidur dimana?

Taman Nasional Baluran

Haloo, this is my very late post about visited Taman Nasional Baluran. I went there when I was in third semester. Its about 6 months ago. Well, I write this because I really miss to go to someplace-like-this now. Fresh air, please.

Taman Nasional Baluran is located in Banyuwangi. If we go there by car, it takes about 7 hours from Surabaya. My sister, Amelia, invited me to join her vacation with her best friends. My sister has four bestfriend who one of them is her boyfriend too. At the same time, I think they are more look like "geng penguasa kampus" hehehe..

Inilah F4 versi Indonesia -_-

Cukup 2500 mdpl Saja (Part 3)

Lanjutan dari Cukup 2500 mdpl Saja (Part 2)
Matahari bener-bener bikin anget Ranukumbolo yang kelewat dingin. Perasaan udah tidur dalem sleeping bag, udah pake kaos kaki, sarung tangan, jaket tapi bangun-bangun tetep aja kedinginan. Kami sarapan dengan coklat panas dan mie instan saja pagi itu. Gak kepikiran buat nasi inget-inget tim kami lainnya belum tau lagi dimana. Untung mereka bawa tenda sendiri haha. Mas Septyo sama mas Rahman sibuk beresin tenda dan segala perlengkapan yang abis dipake, saya dan mbak Amel malah foto-foto hehe.

Cukup 2500 mdpl Saja (Part 2)


Lanjutan dari Cukup 2500 mdpl Saja (Part 1)

Mulai pendakian jam 11 siang dengan semangat dan senyum yang masih sumringah sebelum akhirnya gak beraturan :p Komposisi tim terdiri dari 5 cowok dan 2 cewek. Dan kondisi ini sangat menguntungkan (aku) hahaha. Maklum saya cewek dan baru pertama kali naik, mas-mas lebih banyak ngalah bawain perlengkapan hehe. Carrier saya (cukup) 8 kg saja..

Cukup 2500 mdpl Saja (Part 1)

" Semoga kita seabadi Mahameru.."

08 Mei 2014..
Aku inget pas itu aku lagi makan sate di daerah Dharmawangsa, tiba-tiba hp geter ada wassap masuk dari mbak Amel. Isinya pendek tapi bikin girang seharian : "kosongin 23-27 Mei kalo pengen ikut ke Semeru". Kyaaaa >< udah lama pengen banget kesana tapi gak nemu tim dan temen yang bisa diajakin naik. Alhasil ajakannya Mbak Amel langsung diterima tanpa cela hehe

23 Mei 2014..
Udah ngatur jadwal sedimikian rupa, maklum bulan Mei-Juni itu akhir semester, UAS, tugas, kuis udah keleleran minta dipacarin. Tapi namanya juga udah ngidam bertahun-tahun (ini lebay), dipakailah rumus EPC (emboh piye carane) biar bisa tetep berangkat. Tapi yaa.. namanya manusia, kan cuma bisa berencana kan...
Sehari sebelum tanggal 23 terpaksa cancel keberangkatan gara-gara kuota Semeru penuh. Padahal udah nyepik minta asisten biar bisa tuker jadwal praktikum, padahal udah nyiapin carrier, sleeping bag (ini bohong soalnya yang nyiapin mbak Amel :p), padahal udah mbayangin bakal hiking.... ah sudahlah. Asli desperate banget waktu itu, UAS sambil mbrebes mili hahahhaha (ini gak lebay, serius).
Dan efeknya adalaaaah... jadi gak excited lagi, ibaratnya nih, udah diajakin terbang ke puncak, trus sampe sana dijorokin sampe jatuh ke bawah. Kecewa kakak, dek..........